Jalan raya sengau meracau
Berbaris kaleng-kaleng beroda berlesuan
Sesekali terdengar teriakan arogan
Dari corong-corong klakson yang acuh
Ah mana shampo ku
Sudah lengket rasanya kepala ini
Berminyak-minyak, beruban dan berkutu
Mengikis bagai karat
Dari otak yang mulai mengkilat
Berminyak-minyak, beruban dan berkutu
Mengikis bagai karat
Dari otak yang mulai mengkilat
Segara tak lagi menyegarkan
Mata sudah sekian lama menipu
Mulut hanya bisa meracau
Tak ada lagi gerak, tak ada lagi langkah
Mata sudah sekian lama menipu
Mulut hanya bisa meracau
Tak ada lagi gerak, tak ada lagi langkah
Semenanjung di ujung itu pun tak lagi syahdu
Sedang ular melingkar dengan pongah
Tak lagi memperdulikan predator-predator angkuh
Yang menyembunyikan kuku-kukunya disebalik bulu lusuh
Sedang ular melingkar dengan pongah
Tak lagi memperdulikan predator-predator angkuh
Yang menyembunyikan kuku-kukunya disebalik bulu lusuh
Ku lihat angin kehilangan hembusannya
Entah dibuang kemana mimpi-mimpi
Yang sempat kutitipkan
Entah dibuang kemana mimpi-mimpi
Yang sempat kutitipkan
Cuma lembayung yang masih merona merah
Angkuh membias warna biru yang samar
Seakan merampas terang untuk dibawa dalam gelap
Angkuh membias warna biru yang samar
Seakan merampas terang untuk dibawa dalam gelap
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon