Overload


Overload, order masuk berbarengan dan semuanya minta didahulukan ditambah deadline dari order-order sebelumnya yang harus segera selesai bikin otak jadi bekerja tiga kali lebih keras dari biasanya. Memilih prioritas dari semua prioritas bukanlah perkara yang mudah, mengingatnya saja bisa bikin otak jadi konslet, mau bagaimana lagi semuanya merupakan kewajiban dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan.

Puncaknya kemarin, tekanan tersebut sudah mencapai batasnya tiba-tiba saja pikiran menjadi kosong dan ketika kesadaran mulai pulih langsung dikagetkan dengan jarak yang begitu dekat dengan pengendara motor di depan, reflek langsung saja mengerem. Mungkin karena panik bukannya menginjak rem belakang malah menekan rem depan sekuat tenaga, seketika tubuh menjadi limbung dan terguling di aspal. Untung saja motor terlepas jika tidak mungkin akan menjadi luka yang serius dan ada beberapa tulang patah karena terseret dan tertimpa motor. Beberapa orang datang menolong dan menggotong ke sisi jalan, setelah mampu berdiri aku mulai mengecek kondisi tubuh, tidak ada luka yang serius kecuali sedikit lecet di lutut.

Waktu berlalu, rutinitas tetap berjalan dan sekarang semuanya sudah mulai kembali normal. Hanya satu yang disesalkan tanpa disadari diri ini sudah menjadi egois, akibatnya ada beberapa hal kecil yang terlewatkan. Kecil memang, tapi efek setelahnya akan segera menjadi besar. Haha… memikirkannya saja bisa jadi overload jilid dua. Jika di ingat lagi ternyata tekanan yang besar bisa membuat seseorang gagal berpikir secara objektif. ibarat nasi sudah menjadi bubur tidak bisa diperbaiki lagi, yang lalu biarlah berlalu. Saatnya kembali menjadi pribadi yang baik dan terus memperbaiki diri.
Previous
malam

ConversionConversion EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng