---
Hai manis ku,
Sejenak lalu tuntas ku baca tulisan Shakespeare
Kata mereka kisahnya pilu
Bagiku tidak, masih belum kehilangan rasa.
Walau dunia begitu kejam merampas asa
Setidaknya Romeo pernah menggantang asa bersama Juliet
Wahai jelita ku,
Kemarin lalu aku bercakap dengan Qais Al Majnun
Ditunjukkannya foto Layla kepada ku
Begitu miris, tubuh Layla hanya kulit berbalut tulang.
Engkau begitu egois hai Majnun!
Orang-orang mengira engkau adalah korban.
Bagiku tidak, kamu hanyalah pengecut yang bersembunyi dibalik kegilaan mu.
Jika saja kamu terima pinangan yang dicarikan ayah mu itu
Mungkin Layla tidak akan pernah memikul rasa bersalah kepada mu
Wahai cinta ku,
Pernahkah kamu membaca puisi Amir Hamzah?
Padamu Jua,
Walau tidak sebodoh si Majnun
Keegoisannya malah menyakiti Kamaliah
Duhai permata hatiku,
Aray dalam Sang Pemimpi, pernah berkata, Love me or just hate me, but spare me with your indifference!
Ku pikir dia teman seperjuangan.
Tapi di Maryamah Karpov dia menghianatiku
Duhai kasih ku,
Kamu tahu aku pernah terjebak dalam cinta serupa itu
Ku tinggalkan dia yang meninggalkan ku
Dan ketika aku berpaling dari kisah yang suram,
Tanpa sengaja aku melihat wajah lembut mu
Pandangan ku tunduk, tak berani membalas pandang
Aku berandai-andai dengan seribu andai
Tapi tak juga ku temukan alasan untuk sekedar menyapa mu
Aku masih mengira-ngira sedalam apa kira mu padaku
Dalam keraguan, tanpa sengaja secercah asa mu telah aku padamkan.
Jarak yang tadinya sejengkal kian menjauh.
Langkah mu kian gegap meninggalkan ku, menyisakan punggung yang tak lekang untuk ku tatap.
Entah sampai sebatas apa aku bisa bertahan di titik nadir ini.
Mungkinkah aku mengejar mu?
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon