Jika saja bukan karena Dia,
mungkin kaki ini akan berhenti melangkah, surut hingga tak satu pun jejak
langkah yang akan terukir lagi di tanah yang tidak berhingga ini. Keyakinan
hanya akan jadi penghibur dimalam yang tak lagi berbintang. Tak berbintang? Bukankah
bintang-bintang masih tetap berada di langit yang kosong?
Jika saja bukan karena Dia,
mungkin diri ini sudah menjadi binatang, egois dan rakus hanya untuk sekedar
memenuhi kebutuhan perut. Tapi perut ini bukan milikku, setiap yang datang
hanya akan singgah sementara, lalu pergi dengan rupa yang tak lagi sama.
Jika saja bukan karena Dia,
mungkin aku hanyalah seorang martir dengan bagian tubuh yang tercerai, disensor
dengan lembaran koran sore yang tak laku. Alangkah bodohnya jika aku terbuai
dongeng-dongeng sang dalang yang bermuka culas.
Jika saja bukan karena Dia, aku
bukan lagi aku hanya seonggok daging dengan nafsu tak terkendali, busuk hingga
lalat pun enggan hinggap. Seburuk apakah bangkai yang ditinggalkan pengurainya?
Dia adalah Dia yang agung sedang
aku hanyalah buih, jika ingin dapat saja dihempaskanNya aku ke karang atau
menghilang di pantai yang landai. Ingin ku pangkas jarak, menghilangkan batas, tapi
hati ini masih ternodai upah.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon